Setiap ibu tentu ingin memiliki hubungan yang dekat dan akrab dengan bayinya. Ikatan yang kuat antara ibu dan anak ini kelak akan berpengaruh pada rasa percaya diri anak. Rahasia ikatan yang paling efektif menurut para ahli adalah dengan menyusui si buah hati.
Memberikan air susu ibu (ASI), selain memberikan nutrisi terbaik bagi bayi, juga meningkatkan ikatan antara ibu dan anak dibanding ibu yang memberi susu formula kepada anaknya. Penelitian juga menunjukkan bahwa ibu yang memberi ASI memiliki respons otak paling kuat ketika mendengar bayinya menangis.
Hal tersebut dibuktikan oleh penelitian yang digelar tim dari Child Study Center, Universitas Yale, Amerika. Mereka membagi para ibu menjadi dua kelompok. Sebanyak 9 orang menyusui bayinya, sedangkan 8 ibu memberi susu formula. Para ibu itu kemudian melakukan tes MRI satu bulan setelah bayi lahir.
Ketika para ibu itu sedang melakukan tes MRI, mereka diperdengarkan dua rekaman suara tangis bayi, yakni tangisan bayi mereka sendiri dan tangisan bayi orang lain. Seluruh otak para ibu lebih aktif saat mendengar suara tangisan bayi mereka. Namun, respons otak paling kuat terlihat pada ibu-ibu yang memberi ASI.
Pilyoung Kim, psikolog perkembangan dari Universitas Yale, menjelaskan, ada banyak faktor yang berperan pada tingginya sensitivitas otak ibu menyusui. "Bukan cuma kerena memberi ASI, melainkan juga karena kadar hormon dan pengalaman personal lain," katanya.
Kadar hormon, misalnya, sangat bervariasi antara ibu yang memberi ASI dan tidak. Oksitosin, si hormon cinta yang membantu ikatan emosional antara ibu dan anak, akan dilepaskan secara alami ketika seorang ibu menyusui bayinya.
Kendati demikian, menurut Kim, aspek psikologi juga mungkin berperan. "Ibu yang memutuskan memberi ASI merefleksikan kecenderungan untuk lebih berempati kepada bayi mereka. Tekad untuk memberi ASI sejak bayi dalam kandungan juga meningkatkan ikatan antara ibu dan anak," katanya.
sumber : kompas.com
time
Tidak ada komentar:
Posting Komentar