Minggu, 04 Desember 2011

Stroke Dapat Mengancam Jiwa Kaum Muda


       Sebanyak 12 juta penduduk Indonesia berumur di atas 35 tahun rentan terserang penyakit stroke, selain ancaman penyakit dari jenis penyakit non-infeksi lainnya. Hipertesi atau tekanan darah tinggi masih menjadi penyebab utama terjadinya stroke di Indonesia.

Penyakit stroke adalah gangguan fungsi saraf yang terjadi mendadak akibat pasokan darah ke suatu bagian otak sehingga peredaran darah ke otak terganggu. Kurangnya aliran darah ke oksigen menyebabkan serangkaian reaksi biokimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel saraf di otak sehingga menyebabkan kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, penurunan kesadaran. 

Oleh karena itu, dibutuhkan peran serta pemerintah dan para dokter-dokter terkait untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat dalam meningkatkan kewaspadaan masyarakat dalam penyakit stroke tersebut. Salah satunya adalah dengan sosialisasi yang lebih gencar tentang penyebab stroke, cara pencegahannya, pengobatan, hingga penatalaksanaan pemulihan serangan stroke.

Peringkat pertama

Di Indonesia, stroke merupakan penyebab kematian yang disebabkan penyakit non- infeksi. Temuan kasusnya terbilang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Menurut Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2008, prevalensi jumlah penderita stroke mencapai 8,3 per 1.000 populasi di Indonesia. Dengan jumlah populasi sekitar 211 juta jiwa, berarti terdapat sekitar 1,7 juta penderita stroke. Jumlah itu dari tahun ke tahun diperkirakan terus bertambah.

Menuju usia produktif

Pola makan tidak sehat, pola hidup yang penuh stress (tekanan), serta kurang olahraga akibat kesibukan menjadikan stroke bergeser ke usia produktif, “ kata Widjaja Laksmi, dokter spesialis fisik dan rehabilitasi medik RSCM. Untuk membantu pemulihan pasien stroke, 14 rumah sakit di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) membuka klub- klub stroke yang kemudian berada di bawah Himpunan Peduli Stroke.

Untuk menghindari serangan stroke, setiap individu hendaknya memperhatikan gaya hidup, selain memahami faktor risikonya masing-masing.

Sumber :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar