Jumat, 09 Maret 2012

Doyan Buah dan Sayur Bikin Kulit Mulus

Sebuah riset terbaru mengindikasikan, diet tinggi sayur dan buah-buahan merupakan cara terbaik dan alami untuk membuat kulit terlihat lebih menarik. Bahkan dalam riset terbarunya, para peneliti dari Skotlandia menemukan, diet tinggi buah dan sayuran akan memberikan perubahan warna kulit menjadi kemerahan dan kekuningan pada orang kulit putih.

Peneliti beranggapan, buah dan sayur sebagai makanan yang kaya antioksidan dan sarat dengan pigmen nabati, yang dapat mempengaruhi warna kulit. Temuan ini dipublikasikan dalam journal online PLoS ONE.

Dalam risetnya, peneliti mengumpulkan data dari 35 mahasiswa di University of St Andrews, Skotlandia. Usia mereka rata-rata adalah 21 tahun. Peserta studi diminta untuk mengisi kuisioner frekuensi makanan yang menjelaskan seberapa sering mereka makan makanan tertentu selama tiga sesi penelitian selama enam minggu. 
   
Hasil kuesioner menunjukkan bahwa, rata-rata para siswa makan 3,5 porsi buah dan sayuran sehari.

Para ilmuwan juga mengukur warna kulit setiap peserta di tujuh lokasi tubuh, termasuk bagian pipi, dahi, bahu, dan lengan atas, pada awal penelitian, serta di minggu ke tiga dan minggu ke enam.

Hasil temuan menunjukkan, tidak butuh waktu yang lama dan tidak butuh peningkatan besar dalam makanan untuk memperbaiki penampilan kulit. Setelah enam minggu, para ilmuwan melihat adanya peningkatan yang nyata dalam warna kulit di mana lebih kemerahan dan kekuningan pada orang yang meningkatkan asupan buah dan sayuran.

 "Perubahan warna kulit ada hubungannya dengan apa yang Anda makan selama periode waktu yang relatif singkat dan itu dicapai melalui perubahan pola makan yang relatif sederhana," kata peneliti.

Peneliti berpendapat senyawa seperti karotenoid - pigmen yang memberikan warna merah, kuning, dan oranye pada buah-buahan dan sayuran - adalah agen utama yang memainkan peran penting dalam memberikan warna pada kulit. Makanan seperti wortel, ubi, labu, dan aprikot sangat kaya akan beta-karoten, seperti juga beberapa sayuran hijau tua, termasuk bayam dan kangkung. Sementara itu jenis karotenoid lain seperti likopen, banyak ditemukan pada tomat dan produk jeruk.

Para ilmuwan menambahkan bahwa mereka tidak tahu apakah temuan ini akan memberikan manfaat yang sama pada orang dengan pigmentasi kulit yang berbeda, atau apakah orang dewasa yang lebih tua akan mengalami perubahan yang sama dalam warna kulit dengan orang dewasa muda.

Sumber :
http://health.kompas.com/read/2012/03/08/11142940/Doyan.Buah.dan.Sayur.Bikin.Kulit.Mulus.


Rabu, 07 Maret 2012

Alpukat Cile Lawan Resistensi Antibiotik

Resistensi antibiotik atau bakteri yang kebal obat merupakan masalah kesehatan yang kini dihadapi dunia kedokteran. Harapan akan pemecahan masalah ini jatuh kepada buah alpukat dari Cile.

Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Microbial Chemotherapy ditunjukkan bahwa kandungan dalam alpukat Cile mampu melawan mekanisme resisten dari Staphylococcus aureus (disebut juga dengan infeksek staph).

Infeksi staph itu diketahui sebagai tipe infeksi bakteri yang paling sering dialami orang pascaoperasi. Dampak dari infeksi bakteri cukup serius, mulai dari sepsis hingga keracunan makanan.

Kerja ganda alpukat dari Cile yang dikombinasikan dengan antibiotik konvensional ternyata cukup efektif mengatasi infeksi yang kebal pada antibiotik saja.

Menurut para peneliti, alpukat tersebut mampu menurunkan level MIC dalam antibiotik. Level MIC adalah konsentrasi terendah antibiotik yang diperlukan untuk menghentikan pertumbuhan bakteri. Alpukat dari Cile yang diteliti ini disebut-sebut mampu menurunkan level MIC antibiotik sampai delapan kali lipat.

"Bakteri yang resisten mempunyai mekanisme pompa pengeluaran di dalam membran tubuhnya yang bekerja untuk mendorong antibiotik. Riset berhasil mengenali kandungan di balik kerja pompa itu sehingga mekanisme pertahanan bakteri itu berhasil diketahui. Dengan demikian, antibiotik bisa bekerja," kata Jes Glitz Holler, ilmuwan dari Universitas Copenhagen Denmark yang melakukan riset ini.

Selain alpukat para peneliti kini juga meneliti beberapa zat untuk melawan bakteri super, salah satunya adalah madu yang dibuat dari bunga manuka. Dalam penelitian di laboratorium, bakteri yang kebal berhasil dibutuh oleh zat aktif madu ini.

Sumber :
http://health.kompas.com/read/2012/02/24/16591628/Alpukat.Cile.Lawan.Resistensi.Antibiotik
Huffington Post

Pengguna Ponsel dan Media Sosial Lebih Egois?

Telepon seluler memang membuat kita terhubung dengan teman dan komunitas yang lebih luas. Tetapi, keasyikan kita terhadap ponsel ternyata mengurangi rasa keingintahuan sosial. Bahkan, para pengguna ponsel diketahui lebih egois.

Para peneliti dari Universitas Maryland menemukan bahwa setelah beberapa waktu menggunakan ponsel, keinginan seseorang untuk ambil bagian dalam tindakan sosial, seperti membantu orang lain, cenderung berkurang.  

Dalam penelitian yang dilakukan terhadap para mahasiswa dan mahasiswi pengguna ponsel itu, sikap kurang peduli pada lingkungan sosial terlihat ketika para partisipan diminta untuk membantu menyelesaikan sebuah soal. Kebanyakan merasa enggan membantu meski tahu jawabannya dan sikap mereka itu akan dianggap menyumbangkan uang untuk amal.

Sikap mementingkan diri sendiri yang dimiliki para pengguna ponsel itu, antara lain, disebabkan karena berkurangnya rasa keterhubungan dengan sekitarnya.

"Setiap manusia punya kebutuhan dasar untuk berhubungan dengan orang lain, tetapi ketika kebutuhan itu sudah terpenuhi, katakanlah dengan memakai ponsel, maka secara alami rasa empati dan keterikatan dengan sekitarnya ikut menurun," kata profesor Rosellina Ferraro, yang melakukan penelitian ini.

Studi lain yang dilakukan peneliti dari Kellogg School of Management di Universitas Northwestern menemukan hasil yang hampir mirip. Dalam penelitian tersebut diungkap orang-orang yang sudah memiliki ikatan yang kuat pada lingkaran sosialnya cenderung meremehkan dan menganggap kelompok lain dengan tidak baik.

"Ikatan sosial itu mirip dengan makan. Ketika kita lapar, kita mencari makanan. Ketika kita kesepian, kita mencari ikatan sosial. Saat ikatan sosial itu menguat, secara sosial kita akan merasa 'kenyang' dan kehilangan selera untuk mencari teman lagi dan memperlakukannya secara kurang layak," kata Adam Waytz, peneliti.

Waytz juga menambahkan, ketika seseorang merasa mereka adalah bagian dari sebuah lingkaran sosial, akan muncul perasaan eksklusif dan ada perasaan "kita melawan mereka". Perasaan tersebut bisa membuat kita merasa orang lain di luar lingkaran pertemanan kita sebagai pihak yang kurang layak mendapat perhatian penuh.

Para peneliti sosial juga menemukan bahwa seseorang lebih merasa menjadi bagian dari kelompok setelah mereka memakai sosial media seperti Facebook atau ponsel.

Sumber  :
http://health.kompas.com/read/2012/02/29/15053189/Pengguna.Ponsel.dan.Media.Sosial.Lebih.Egois

Selasa, 06 Maret 2012

PRAKTEK KODE ETIK DALAM PENGGUNAAN TI


Nama  : Narulita Eka Desiana
Npm    : 11108407
Kelas   : 4 KA 09

            Berkembangnya penggunaan TI saat ini serta semakin banyak nya persaingan tekhnologi, membuat para pengguna TI khususnya harus selalu berhati-hati dalam melakukan setiap pekerjaan nya, persaingan tekhnologi yang meningkat tidak jarang pula banyak orang-orang yang tidak bertanggung jawab sering menyalah gunakannya sehingga sering terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Hal ini mendorong para pengguna TI untuk membuat sebuah kode etik yaitu standar moral yang mengatur sesuatu boleh atau tidak boleh, Tidak ada hukum yang mengaturnya, tetapi jika kode etik dilanggar, semestinya akan terdapat sanksi sosial yang cukup membuat jera.   
  
Prinsip Dan Tujuan Kode Etik

  1. Prinsip Standar Teknis
Setiap anggota profesi harus melaksanakan jasa professional yang relevan dengan bidang profesinya.

  1. Prinsip Kompetensi
Setiap anggota profesi harus melaksanakan pekerjaan sesuai jasa profesionalnya dengan kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan.

  1. Prinsip Tanggung Jawab Profesi
Setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan professional dalam semua kegiatan yang dilakukan.

  1. Prinsip Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak memberikan jasa profesionalnya dalam kerangka pelayanan kepada public.

  1. Prinsip Integritas
Pelaku profesi harus menjunjung nilai tanggung jawab professional dengan integritas setinggi mungkin untuk memelihara kepercayaan public yang menggunakan jasa profesionalnya.

  1. Prinsip Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitas dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

  1. Prinsip Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesionalnya dan tidak boleh mengungkapkan informasi tanpa persetujuan.

  1. Prinsip Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditan profesi yang diembannya.

Pelanggaran Kode Etik Profesi IT

  1. Aspek Teknologi
Semua teknologi adalah pedang bermata dua, ia dapat digunakan untuk tujuan baik dan jahat.
     
  1. Aspek Hukum
Hukum untuk mengatur aktifitas di internet terutama yang berhubungan dengan kejahatan maya antara lain masih menjadi perdebatan.

  1. Aspek Pendidikan
Dalam kode etik hacker ada kepercayaan bahwa berbagi informasi adalah hal yang sangat baik dan berguna, dan sudah merupakan kewajiban (kode etik) bagi seorang hacker untuk membagi hasil penelitiannya dengan cara menulis kode yang open source.

  1. Aspek Ekonomi
Untuk merespon perkembangan di Amerika Serikat sebagai pioneer dalam pemanfatan internet telah mengubah paradigm ekonominya yaitu paradigm ekonomi berbasis jasa.
   
  1. Aspek Sosial Budaya
Akibat yang sangat nyata adanya cyber crime terhadap kehidupan social budaya di Indonesia adalah ditolaknya setiap transaksi di internet dengan menggunakan kartu kredit yang dikeluarkan oleh perbankan Indonesia.

   Contoh Praktek Kode Etik Pada Penggunaan TI

         Misalnya pada pembuatan suatu program aplikasi, yang mana di dalam nya terdapat suatu   hubungan kerjasama antara seorang professional dengan klien ( pengguna jasa ).

     Seorang profesional tidak dapat membuat program semaunya, ada beberapa hal yang harus ia perhatikan seperti untuk apa program tersebut nantinya digunakan oleh kliennya atau user, ia dapat menjamin keamanan (security) sistem kerja program aplikasi tersebut dari pihak-pihak yang dapat mengacaukan sistem kerjanya (misalnya: hacker, cracker, dll).

Ada 3 hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi:

1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan.
2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan(kalanggansocial).

3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluarorganisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan frofesi.

Isu Isu Dalam Kode Etik Profesi IT

1.      Cyber Crime
Merupakan kejahatan yang dilakukan seseorang atau kelompok orang dengan menggunakan komputer sebagai basis teknologinya.

2.      Cyber Ethic
Dampak dari semakin berkembangnya internet, yang didalamnya pasti terdapat interaksi antar penggunanya yang bertambah banyak kian hari, maka dibutuhkan adanya etika dalam penggunaan internet tersebut.

3.      Pelanggaran Hak Cipta
Merupakan masalah tentang pengakuan hak cipta dan kekayaan intelektual, dengan kasus seperti pembajakan, cracking, illegal software. Berdasarkan laporan Bussiness Software Alliance (BSA) dan International Data Corporation (IDC) dalam Annual Global Software Piracy 2007, dikatakan Indonesia menempati posisi 12 sebagai negara terbesar dengan tingkat pembajakan software.

4.      Tanggung Jawab Profesi TI
Sebagai tanggung jawab moral, perlu diciptakan ruang bagi komunitas yang akan saling menghormati di dalamnya, Misalnya IPKIN (Ikatan Profesi Komputer & Informatika) semenjak tahun 1974.

Perlunya Kode Etik

Kode etik yang mengikat semua anggota profesi perlu ditetapkan bersama. Tanpa kode etik, maka setia individu dalam satu komunitas akan memiliki tingkah laku yang berdeda beda yang nilai baik menurut anggapanya dalam berinteraksi dengan masyarakat lainnya. Tidak dapat dibayangkan betapa kacaunya apabila setiap orang dibiarkan dengan bebas menentukan mana yang baik mana yang buruk menurut kepentinganya masing masing, atau menipu dan berbohong dianggap perbuatan baik, atau setiap orang diberikan kebebasan untuk berkendaraan di sebelah kiri dan kanan sesuai keinginanya. Oleh karena itu nilai etika atau kode etik diperlukan oleh masyarakat, organisasi, bahkan negara agar semua berjalan dengan tertib, lancar dan teratur.

Selain itu bila tidak adanya kode etik akan terjadi tindak penyalahgunaan misalnya memanfaatkan keahlian untuk mengambil sesuatu yang bukan haknya, seperti mengambil uang dalam tabungan orang lain, memanipulasi suatu fasilitas hingga tidak perlu membayar, menjual data perusahaan untuk mendapatkan uang, memanipulasi data seperti memperbesar gaji, membeli barang.

   Sumber  :