Jumat, 16 Desember 2011

Sehatnya Melukis


Melukis, menggambar, atau apapun bentuknya. Yang penting, melukis dan menggambar bisa dikategorikan sebagai art therapy alias terapi melalui seni. Jika bisa melukis, Anda dapat menggunakan kegiatan itu sebagai sarana untuk membuang stres. Apalagi jika Anda tidak ragu untuk menggunakan jari-jemari sebagai alat lukis, bukan kuas. Rasa puas akan lebih terasa.
Apalagi jika Anda melakukan kegiatan tersebut bersama sang buah hati. Anda akan mendapatkan dua keuntungan sekaligus: melepas stres dan menghabiskan waktu bersama si kecil. Jadi, walau Anda tidak bisa melukis, tidak masalah. Ambil saja secarik kertas dan mulai torehkan gambar-gambar yang ada di benak Anda.
Terapi melalui seni memiliki manfaat kesehatan sebagai pelepas stres. Melepas stres tersebut dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
• Pengalih perhatian
Melukis dan menggambar dapat membawa pikiran Anda terlepas dari hal-hal yang membuat Anda stres, setidaknya selama beberapa menit, atau bahkan mungkin beberapa jam. Dan ketika Anda sudah selesai menggambar, lalu melihat hasilnya, Anda akan memiliki pemikiran yang lebih jernih, sehingga dapat memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
• Melukis itu "mengalir" .
Mengalir di sini maksudnya Anda terlibat dalam sesuatu kegiatan yang mirip meditasi. Jika sudah mulai melukis, biasanya Anda akan sangat berkonsentrasi, mulai dari sapuan kuas pertama. Saking konsentrasinya, Anda lupa sekeliling dan juga stres yang dihadapi. Anda juga akan menghadapi "aliran" yang lama ketika menulis sebuah cerita atau ketika berkebun.
• Merawat diri sendiri
Melukis sebagai hobi dapat membuat Anda mendapatkan keseimbangan lebih dalam gaya hidup sehari-hari. Alasannya, orang sering lupa bahwa dirinya juga berhak untuk mendapatkan "waktu rehat" di tengah padatnya kegiatan sehari-hari.
Jadi, menghabiskan waktu beberapa menit saja untuk melakukan hobi tersebut sudah dapat memenuhi waktu rehat tersebut. 

Sumber :

Bedanya Pengapuran dan Osteoporosis


Banyak masyarakat di negeri ini yang belum memahami betul perbedaan antara penyakit pengapuran (osteoarthritis) dan pengeroposan (osteoporosis). Maklum, dampak dari kedua penyakit itu memiliki kemiripan, yakni tulang mudah patah. Lebih dari itu, kedua penyakit itu kerap menyerang manusia berusia lanjut.
Namun, secara umum, perbedaan penyakit pengapuran dan pengeroposan tulang terletak pada bagian tubuh yang diserang. Penyakit pengapuran merupakan penyakit degeneratif yang menyerang bagian persendian tubuh, sedangkan osteoporosis menyerang tulang tubuh seseorang.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan osteoporosis sebagai penyakit tulang keropos. Maklum, sebagian besar penderita osteoporosis, massa tulangnya berkurang atau mengalami penyusutan. Sebagai catatan saja, massa tulang terdiri dari kalsium serta senyawa kolagen yang berfungsi ibarat semen bagi tulang.
"Kalau massa tulang berkurang, tulang menjadi tidak padat," ungkap Mulyadi Tedjapranata, Direktur Klinik Medizone, Jakarta.
Akibatnya, tulang menjadi tidak kuat menahan beban berat. Bahkan, benturan ringan sekalipun dapat menyebabkan patah tulang. Itu sebabnya, bagi Anda yang telah berusia lanjut, sebaiknya berhati-hati ketika menjalankan aktivitas sehari-hari.
Penanganan penderita penyakit osteoarthritis dan osteoporosis pun berbeda. Untuk antisipasi osteoporosis, sebaiknya menambah jumlah asupan kalsium sejak usia muda, misalnya mengonsumsi susu atau ikan teri. Kadang, suplemen kalsium juga dapat dikonsumsi.
Hanya saja, timpal Mulyadi, konsumsi suplemen dengan dosis tinggi dapat menimbulkan efek samping yang juga berbahaya. Misalnya, akan menyebabkan terbentuknya batu di saluran kemih, serta peningkatan risiko stroke dan serangan jantung. "Berdasarkan hasil penelitian di Selandia Baru, wanita yang mengonsumsi suplemen kalsium secara rutin dalam jumlah banyak terkena stroke dan serangan jantung," kata dia.
Namun, penderita osteoporosis masih dapat melakukan aktivitas fisik, meski dengan beban yang terkontrol alias tidak terlalu berat. Dus, mereka yang mengidap penyakit ini dapat melakukan senam khusus osteoporosis yang bertujuan untuk membiasakan tulang tubuh menahan beban dan penguatan otot.
Selain olahraga ringan, jangan lupa untuk mengonsumsi vitamin yang cukup. Asupan vitamin yang diperlukan bagi penderita osteoporosis, antara lain vitamin D, C, B6, B12, dan folat. Sementara mineral yang dibutuhkan, seperti magnesium dan kalsium.
Sementara itu, penanganan penderita osteoarthritis terbilang lebih rumit karena sifatnya simtomatik, kadang tergantung derajat kerusakan sendinya. Untuk mengurangi rasa nyeri, suntikan kortikosteroid lokal perlu diberikan kepada penderitanya.
"Tapi, ada baiknya kortikosteroid jangan diberikan secara oral kepada penderita pengapuran karena tulang akan semakin menjadi keropos," tandas Mulyadi.
Penderita pengapuran juga dapat melakukan pemanasan atau fisioterapi di permukaan kulit, di atas sendi yang mengalami gangguan, antara lain dengan gelombang pendek atau gelombang ultra suara, hingga pemanasan melalui media air atau hydrotherapy.
Asupan Omega 3 yang banyak ditemukan dari ikan, seperti salmon, tuna, serta ikan teri, bagus untuk dikonsumsi penderita osteoarthritis. Selain itu, buah pisang, wortel, serta nanas juga dianjurkan untuk dikonsumsi. "Nanas itu mengandung enzim bromelin, bagus untuk mengurangi radang sendi," tutur Suhanto. 

Sumber :  



Kebun Herbal China Masuk Rekor Guinness

            Kebun Tanaman Herbal di Guangxi Zhuang, kawasan barat daya China, mendapat penghargaan Guinness World Records. Menurut warta Xinhua pada Jumat (9/12/2011), kebun tersebut masuk kategori terluas di seluruh dunia.
Data menunjukkan, kebun itu luasnya 202 hektar. Tak hanya itu, variasi tanaman obat-obatan di situ terbilang paling kaya dengan koleksi 6.000 jenis. Dari jumlah itu, 100 jenis termasuk tanaman langka. Lalu, ada 30 jenis varietas anyar.
Departemen Kesehatan Guangxi membangun kebun itu sejak 1959. Selain melakukan penanaman, lembaga itu juga membudidayakan sekaligus melakukan riset terhadap khasiat tanaman obat.
Ke depan, kebun itu akan dibangun lengkap dengan konservasi tanaman obat internasional, termasuk pusat studi tentang obat-obatan tradisional China.

Sumber : http://health.kompas.com/read/2011/12/09/1715126/Kebun.Herbal.China.Masuk.Rekor.Guinness

Minggu, 04 Desember 2011

Stroke Dapat Mengancam Jiwa Kaum Muda


       Sebanyak 12 juta penduduk Indonesia berumur di atas 35 tahun rentan terserang penyakit stroke, selain ancaman penyakit dari jenis penyakit non-infeksi lainnya. Hipertesi atau tekanan darah tinggi masih menjadi penyebab utama terjadinya stroke di Indonesia.

Penyakit stroke adalah gangguan fungsi saraf yang terjadi mendadak akibat pasokan darah ke suatu bagian otak sehingga peredaran darah ke otak terganggu. Kurangnya aliran darah ke oksigen menyebabkan serangkaian reaksi biokimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel saraf di otak sehingga menyebabkan kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, penurunan kesadaran. 

Oleh karena itu, dibutuhkan peran serta pemerintah dan para dokter-dokter terkait untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat dalam meningkatkan kewaspadaan masyarakat dalam penyakit stroke tersebut. Salah satunya adalah dengan sosialisasi yang lebih gencar tentang penyebab stroke, cara pencegahannya, pengobatan, hingga penatalaksanaan pemulihan serangan stroke.

Peringkat pertama

Di Indonesia, stroke merupakan penyebab kematian yang disebabkan penyakit non- infeksi. Temuan kasusnya terbilang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Menurut Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2008, prevalensi jumlah penderita stroke mencapai 8,3 per 1.000 populasi di Indonesia. Dengan jumlah populasi sekitar 211 juta jiwa, berarti terdapat sekitar 1,7 juta penderita stroke. Jumlah itu dari tahun ke tahun diperkirakan terus bertambah.

Menuju usia produktif

Pola makan tidak sehat, pola hidup yang penuh stress (tekanan), serta kurang olahraga akibat kesibukan menjadikan stroke bergeser ke usia produktif, “ kata Widjaja Laksmi, dokter spesialis fisik dan rehabilitasi medik RSCM. Untuk membantu pemulihan pasien stroke, 14 rumah sakit di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) membuka klub- klub stroke yang kemudian berada di bawah Himpunan Peduli Stroke.

Untuk menghindari serangan stroke, setiap individu hendaknya memperhatikan gaya hidup, selain memahami faktor risikonya masing-masing.

Sumber :